HALAMANKANAN.COM, BANTEN – Jagat media sosial khususnya Instagram dan Tiktok belakangan ramai konten yang menampilkan pernyataan Gubernur Kalimantan Timur, Rudi Mas’ud yang menyebut Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dengan sebutan gubernur konten.
Belakangan pernyataan itu diketahui hasil potongan video saat keduanya bersama Gubernur seluruh Indonesia menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPR RI.
Bersumber dari postingan @dedimulyadi71, akun Instagram milik Dedi Mulyadi, ia menyebut kalimat dan makna sebenarnya dari pernyataan Rudi Mas’ud.
“Jadi kalimat awalnya begini ‘kang Dedi Gubernur kontennya top’ tujuannya adalah konten-konten kang Dedi itu top sebagai gubernur, jadi bukan tujuannya menyatakan bahwa saya Gubernur konten,” ungkap Dedi Mulyadi melalui video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Jum’at (2/5) pagi.
Video yang sempat viral dan menjadi perhatian publik ini mendapat perhatian dari pengamat sosial sekaligus akademisi dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Peri Sandi Huizche.
Pengamat yang terkenal lewat aksi deklamasi, pembaca puisi, dan aktor teater ini menilai ucapan Rudi Mas’ud kepada Dedi Mulyadi merupakan bahasa akrab perkawanan.
“Secara sosial, itu bahasa keakraban, indahnya Perkawanan. Mereka memang berkawan lama, kang Dedi juga mengakui itu dalam videonya,” ujar Peri Sandi.
Terkait video yang sempat viral, Peri (sapaan akrab) menilai buah dari pemilihan angle yang disertai drama-drama agar mendapat perhatian publik media sosial.
“Itukan hanya soal angle, pernyataan aslinya tanpa diedit persis seperti yang kang Dedi sampaikan, pernyataan pujian, bahasa kawan, dan tidak ada masalah disitu,” lanjut calon Doktor seni ini.
Melihat reaksi netizen, Peri menilai wajar, mengingat sosok Dedi Mulyadi yang dielu-elukan masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Barat.
“Wajar itu. Analoginya begini, Timnas Indonesia saja disenggol, seluruh netizen siap tempur di jagat Maya, begitulah kira-kira,” tambahnya.
“Saat ini kang Dedi sangat dicintai masyarakat Jawa Barat karena dianggap mampu menyelesaikan semua persoalan, maka wajar masyarakat membelanya. Saya pikir ini klir, tidak ada masalah,” pungkas seniman berdarah Sunda ini. *)
Comment