HALAMANKANAN.COM, SAMARINDA – Hujan dengan intensitas tinggi melanda hampir sebagian wilayah Samarinda sejak Senin (12/5) dinihari.
Hujan deras ini juga menyebabkan bencana tanah longsor yang menimpa sebuah rumah di kawasan Jalan Belimau, RT 22, Gang Bulutangkis, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara.
Peristiwa na’as ini diduga menimbun satu keluarga yang terdiri dari seorang ibu dan tiga anaknya. Mereka tinggal di rumah yang tertimbun longsoran tanah dan reruntuhan bangunan.
Seorang warga sekitar yang juga nyaris menjadi korban mengaku terbangun karena mendengar suara gemuruh yang mirip petir, tak lama sebelum tanah longsor menghantam rumah-rumah di sekitarnya.
“Sekitar jam enam pagi saya keluar rumah, tanah sudah turun. Di rumah saya ada empat orang, saya langsung lari,” ujar Mila dengan suara bergetar.
Tetangganya yang tinggal di rumah sebelah diyakini tertimbun. Ia menyebut bahwa motor milik tetangganya masih terparkir di depan rumah, dan biasanya pada jam tersebut mereka belum keluar rumah.
“Di rumah itu ada mamanya dan tiga anaknya. Saya yakin mereka tertimbun,” ucapnya.
Mila menambahkan bahwa tanda-tanda longsor sudah terasa sejak pukul 05.00 WITA, dengan munculnya suara gemuruh dan pergerakan tanah. Rumah miliknya, yang berbahan beton, juga mengalami kerusakan akibat longsoran tanah.
Kepala Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda, Suwarso, membenarkan adanya peristiwa longsor tersebut dan menyebutkan bahwa ada empat bangunan yang terdampak.
Dua di antaranya kosong, satu sempat ditinggalkan pemiliknya yang berhasil menyelamatkan diri, dan satu rumah diduga kuat berisi satu keluarga yang tertimbun.
“Kami menerima laporan sekitar pukul 06.00 WITA. Saat ini masih dilakukan koordinasi dengan Basarnas, dan proses evakuasi belum dapat dilakukan karena kondisi hujan belum reda serta situasi tanah yang masih labil,” jelas Suwarso.
Ia juga menyebut bahwa kondisi geografis lokasi longsor memang rawan. Tebing yang curam dan tidak adanya pohon besar sebagai penahan tanah diduga menjadi penyebab utama terjadinya pergerakan tanah.
“Tanahnya menggantung dari atas, dan hanya ditutupi rumput merambat. Ketika hujan deras turun, pergerakan tanah langsung terjadi. Kami duga korban berada di bawah reruntuhan,” pungkasnya.
Comment