HALAMANKANAN.COM, Samarinda – Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Samarinda mengeluarkan surat rekomendasi nomor 426/219/100.06.3 terkait ijin 10 rumah biliar yang boleh beroperasi selama bulan suci Ramadan ini.
Dalam keterangannya, Disporapar Samarinda mengacu pada surat permohonan rekomendasi yang lebih dulu dilayangkan Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Samarinda nomor 01/PENGKOT-POBSI/SMD/II/2025.
Anehnya, surat permohonan dari POBSI Samarinda yang telah lebih dulu disepakati Komisi IV DPRD Samarinda terkait ijin operasi 23 rumah biliar selama bulan suci Ramadan, berbeda dengan isi surat rekomendasi yang dikeluarkan oleh Disporapar Samarinda, yang hanya berjumlah 10 rumah biliar.
Hal ini menimbulkan keanehan, mengingat surat permohonan yang dilayangkan POBSI Samarinda nomor 01/PENGKOT-POBSI/SMD/II/2025 dengan lampiran daftar 23 rumah biliar, namun dengan rujukan surat yang sama Disporapar hanya mengeluarkan rekomendasi hanya untuk 10 rumah biliar.

Dikonfirmasi hal ini, pengurus POBSI Samarinda terkesan lepas tangan, dan pasrah terhadap keputusan Disporapar yang mengeliminasi keputusan sebelumnya bersama Komisi IV DPRD Samarinda.
“Keputusan dari Dispora, karenakan di pemerintah ijin nya belum belum berubah masih THM (tempat hiburan malam), dari Dispora nya aja yang mengijinkan kita buka, sebenarnya kan harusnya tutup,” ujar Rizki Indra Hadi Sekretaris POBSI Samarinda.
Terkait perubahan 23 rumah biliar yang di rekomendasikan sebelumnya menjadi 10 yang boleh beroperasi, POBSI Samarinda menyebut diluar kuasa sebagai induk olahraga, melainkan keputusan sepihak dari Disporapar Samarinda.
“POBSI kan tidak bisa apa-apa, masalahnya kan itu pengusaha, kalau POBSI kan hanya tentang atlet,” lanjutnya.
Kiki, sapaan akrabnya mengaku sebelumnya sempat bertemu dengan kepala Disporapar Samarinda, Muslimin dan mengutarakan hal ini.
“Kemarin aja ketemu sama Haji Muslimin dia bilang tau kalau atlet biliar di Samarinda cuma ada berapa, kalau dibuka cuma 5 rumah biliar aja cukup. Ayo, mau berkata apa lagi kita,” ujar Kiki.
Saat ditanya dasar Disporapar menentukan 10 rumah biliar dari 23 yang disepakati sebelumnya, Kiki mengaku angkat tangan dan tidak mengetahui apa-apa.
“Nah kalau soal itu angkat tangan dah aku, aku nggak tau kalau soal itu, diluar dari aku,” jawabnya.
“Kubilang, kalau Dispora melimpahkan ke kita untuk dibukanya 10 kita bisa angkat tangan, tidak bisa lagi sudah untuk maju itu membela untuk tetap 23,” tambahnya.
Diujung percakapan, Kiki menyebut jika mengacu pada aturan semua rumah biliar di Samarinda tidak boleh beroperasi selama bulan suci Ramadan.
“Ya alasan Dispora kan sekarang harusnya biliar ini tutup, harusnya tutup semua nggak boleh buka,” tutupnya. *)
Comment