by

POBSI Samarinda Dorong Perubahan Status Rumah Biliar dari THM jadi Sarana Olahraga

HALAMANKANAN.COM, Samarinda – Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Samarinda kembali menggalakkan perubahan status Tempat Hiburan Malam (THM) yang disematkan pada rumah biliar menjadi sarana olahraga.

Untuk diketahui, di Samarinda dan berbagai tempat lainnya di Indonesia, rumah biliar masih berstatus THM, sehingga jelang memasuki bulan Ramadhan pengelola rumah biliar harus menutup tempat usahanya.

Stigma negatif masyarakat kepada rumah biliar dianggap menjadi penyebab penyematan status THM pada rumah biliar. Namun hal ini berangsur berubah, belakangan rumah biliar yang makin menjamur khususnya di Samarinda ini menjadi sarana olahraga bagi pecinta olahraga bola sodok ini.

POBSI Samarinda berharap, pemerintah bisa merubah status THM menjadi sarana olahraga bagi rumah biliar.

“Kalau THM otomatis jelek terus pandangan masyarakat, harus diubah statusnya jadi sarana olahraga. Biliar ini kan jelas olahraga, dipertandingkan di multi event seperti PON, jadi selayaknya rumah biliar menjadi sarana olahraga karena memang untuk berlatih,” ujar Rizki Indra Hadi, Sekretaris POBSI Samarinda saat ditemui baru-baru ini.

Kiki, sapaan akrabnya menambahkan, perubahan status ini nantinya bisa mempengaruhi prestasi atlet-atlet biliar yang ada di Samarinda dan Kaltim pada umumnya.

“Setiap bulan puasa, hanya sedikit rumah biliar yang diperbolehkan beroperasi untuk latihan atlet, sisanya harus tutup karena statusnya THM, sementara kita perlu banyak tempat latihan, atlet-atlet kita banyak yang tidak bisa berlatih karena keterbatasan sarana latihan,” lanjut Kiki.

Di Samarinda, Kiki menyebut jika olahraga biliar telah menjelma menjadi gaya hidup anak muda. Faktanya, hampir semua rumah biliar selalu ramai dipenuhi penggila bola sodok ini, baik yang hanya sekedar bermain, hingga yang berlatih menjadi atlet.

“Bisa di cek di Samarinda, tempat biliar selalu penuh, animonya tinggi. Kalau bulan puasa mereka kebingungan, jam berlatih berkurang karena keterbatasan tempat,” tambahnya.

Sebagai informasi, pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua beberapa waktu lalu, atlet-atlet biliar Kaltim gagal mempersembahkan medali akibat minimnya jam latihan karena keterbatasan tempat latihan.

Kiki juga mengaku, hampir setiap tahun pihak POBSI selalu menyampaikan hal ini ke pemerintah, namun belum mendapat respon positif.

“Tiap tahun kami sampaikan, faktanya belum mendapat respon positif. Besar harapan kami agar ini diperhatikan agar kami selalu induk olahraga yang menanungi juga bisa berkontribusi dalam hal prestasi,” pungkas Kiki.

Data POBSI Samarinda tahun 2023 lalu, di Samarinda hanya 7 rumah biliar yang bisa beroperasi saat memasuki bulan Ramadhan, angka ini jauh dari jumlah keseluruhan rumah biliar yang beroperasi di Samarinda yang angkanya mencapai puluhan rumah biliar. *)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *